Siapa berani
jadi presiden
Mereview acara mata najwa tanggal 14 maret 2018
Dengan pemilik acara mata najwa
Najwa shihab
Beberapa bulan lagi pendaftaran capres akan di buka,
masih ada waktu untuk mengukur ektabilitas sejumlah nama. Mencari kompotitor
untuk bertanding dengan jokowi sang presiden yang sudah pasti akan berladang
kembali. Mengotak atik berbagai calon pasangan sosok baru dan namapun mulai
bersilweran ( bermunculan). Komunikasi lintas partai semakin di gerakan
sejumlah tokoh semakingentol di promosikan. Masih ada waktu untuk
mengkonsilidasi siapa saja yang mampu memilki kompetensi nilah “ SIAPA BERANI
JADI PRESIDEN”.
- Lagi – lagi deklarasi capres
Tamu pertama : Rizal Ramli
selaku mantan menko kemaritiman berpendapat yaitu:
Sebetulnya bukan soal
kepercayaan diri, karena saya sejak 40 tahun itu. Bangsa yang kaya mayoritas
masyarakatnya miskin saya kira itu fakta pendidikan namun pada beberapa tahun
kemudian bisa melakukkan kegiatan pendidikan 6 tahun. Pada titik ini dalam luar
negeri jadi apa macem – macem. Tapi saya masih tidak terima kalau bangsa yang
kaya ini mayoritas penduduknya masih miskin. Sederhana 20% sudah makmur 40% yang di tengah pas –pasan sedangkan
yang 40% paling bawah belum menikmati arti kemerdekaan.
- Modal Rizal Ramli jadi capres :
Modal keyakinan bahwa negara
ini bisa mengubah Indonesia. Menurut Burhanuddin Muhtadi selaku Direktur
Eksekutif Indikator Politik Indonesia “ jadi gini nana meneybutkan dua
indikator penting bagi seseorang untuk memilki modal untuk mencapreskan diri
yaitu :
1.
Dengan memilki kendaran politik karena bagaimana pun
syarat untuk mencapreskan diri yaitu menenuhi syarat minimal 20% kursi di DPR.
2.
Sumber daya atau logistik yang ini penting karena
bagaimana pun pilpres adalah hajatan raksasa. Dan membutuhkan sumber dana yang
besar
- Cak imin capres atau cukup cawapres:
Tamu kedua : Muhaimin Iskandar
selaku ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB)
Sebelumnya saya memilki latar
belakang yang lengkap dalam politik dan aktivis. “Apa kelebihan anada dai nama –
nama anggota lain itu cak imin?? Tanya najwa”. Kelebihan saya lengkap jadi
aktivis islam,pernah di DPR pernah di Mentri.
- Cak imin di tengah dua pilihan capres :
Bahwa harapan yang diam di
kalangan santri, ulama’ sangat merindukan bahwa diantara kepemimpinan nasional
itu adalah presentasi darah mereka yang pernah terwujud di dalam Gusdur. Menurut
Burhanuddin Muhtadi selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia “
jadi gini, salah satu ciri khas 2019 itu di ramaikan oleh konstentasi buakn
calon bukan presiden melainkan wakil presdien. Karena kalau kita lihat ingin
menjadi walpres kalau di lihat modal cak imin yaitu :
1.
Bagimanapun cak imin ini beliau adalah ketua umum PKB
2.
Sosiologi pemilih tahun ini harus di akui ada menguatnya
politik identitas dimana Islam menjadi salah satu faktor yang penting.
Menurut Rustika Herlambang
selaku Direktur Komunikasi Indonesia Indicator “ saya salut dengan cak imin
karena sejak oktober 2017 cak imin dan seluuh followers nya rajin. Satu hal
yang menarik adalah tentang sentrimen negatif yaitu rata 4-5% dan yang lain
sisi positif dan netral.
- Radar Gatot Nurmantyo
Hanya dalam hitungan hari
jendral yang satu ini akan melepas seragam militernya karena memasuki masa
pensiun. Namanyapun sudah santar disebut – sebut akan maju dalam paladan
pemilihan presiden 2019 sejumlah survei menempatkan namanya sebagai presiden
alternatif .
Tamu ke tiga yaitu : Gatot Nurmantyo
selaku mantan panglima TNI
Saya apabila rakyat menghendaki
saya akan maju karena banyak sekalai alat ukur mengetahui rakyat menghnedaki
yaitu dengan survei kemdudian dengan pernyata nyataan, tetapi itulah yang membuat
saya yakin atau tidak itu nanti.
Menurut Rustika Herlambang
selaku Direktur Komunikasi Indoesia Indicator “ kalau kita lihat masih ada dua
sisi yaitu :
1.
Dari sisi media online jadi sepanjang 2017 adalah salah
satu figur yang banyak. Sepanjang 2018 sedikit turun.
2.
Sentimen negatifnya sebesar 18% masih rendah dan
presntasi yang lain positif dan netral.
Saya itu mulai keliling ke
kampus dan ulama’ karena peran kopsi itu adalah peran hampa dimana TNI tidak di
depan melakukkan itu tetapi masyarakat yang tidak tahu.
- Manuver politik jendral Gatot Nurmantyo
Jadi wajar saja semua di
sangkut pautkan dengan masalah kampanye. Kekuatan ini ada di rakyat dan selama
ini berusaha di pecah – pecah. Itu selogan untuk agar bangsa ini aman. Menurut Burhanuddin
Muhtadi selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia “sebenarnya ini
bukan hal baru nana kalau kita mengulang kembali narasi kebangkitan komunisme,
narasi tentang islam untuk keadilan sudah biasa. Kalau kita lihat kebelakang
kelompok muslim sedang mengalami krisis tokoh jadi sejak era Almh Abdul Rohman
Wahid itu harus diakui itu umat muslim kehilangan tokoh yang bisa memberikan
makna eletrotual yang kuat sedangkan tokoh – tokoh yang lainnya rata rata dari
datang nasionalis.
- Gerilya politik jendral Gatot Nurmantyo
Relawan selendang putih saya
tidak mengnal selendang putih.politikan cair kemudian belum tau arahnya dan
saya hanya mengucapakan terima kasih. Jadi itu potongan dari kalimat bangsa ini
adalah bangsa yang aneh tidak memilki jangka panjang ini bangsa yang besar yang
hanya di jangkah 5 tahun. Kalau prabowo senior saya figur seorang prajurit
sejati dan abdi negara.
Pesan najwa:
Presiden bisa mensosialisasikan diri kapan saja keliling
indonesia sambil bekerja dimana-mana. Wajar jika tak mudah mengalahkan petahana
penguasa punya akses ke berbagai sumber daya. Namun politik tidak sesederhana
menghitung angka satu tambah satu bisa saja menjadi tiga. Langkah – langkah strategis
masih banyak disimpan menunggu untuk di buka di akhir tingkungan. Segala kemungkinan
masih terbuka entah berupa blunder petahana hingga munculnya poros ketiga. Inilah
nikmatnya hidup di alam demokrasi berbagai manuver tak bisa dijegal sekehendak
hati. Biarkan seluruh rakyat menyimak terlebih dahulu mendengar ragam visi dan
ide tanpa pandang bulu. Mesti ada ruang bagi sebanyak mungkin kandidat partai
jangan lekas – lekas menutup tenggat. Rakyat berhak dosodori sebanyak mungkin
pilihan pemilu bukan untuk menglang perseteruan sampai bosan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar