Minggu, 29 April 2018

review kartu politik jokowi tanggal 25 April 2018


Kartu Politik Jokowi
Mereview acara mata najwa tanggal 25 april  2018
Dengan pemilik acara mata najwa
najwa shibab
Hampir empat tahun Jokowi berkuasa, masih ada setahun lagi yang tersisa. Tapi politik elektoral sudah menunggu, genderang Pilpres sudah mulai bertalu-talu. Belum jelas siapa yang akan menjadi pendamping, belum pasti pula dengan siapa akan bersaing. Masih ada beberapa bulan untuk berhitung, sebelum semuanya secara resmi bertarung. Mari menunggu langkah politik Jokowi, berapa kartu yang akan ia keluarkan lagi? Inilah Mata Najwa, Eksklusif Kartu Politik Jokowi.
Hubungan Jokowi dengan Prabowo Subianto sempat mesra. Mereka pernah naik kuda dan minum teh bareng. Tapi nampaknya kemesraan itu cepat berlalu. Makin mendekati Pemilu 2019, kemesraan itu makin dingin. 11 April kemarin, Partai Gerindra telah memberikan mandat kepada Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019. Mandat ini sekaligus menjadi penanda kuat Jokowi akan kembali lagi bertarung dengan Prabowo Subianto. “Nggak, biasa-biasa aja,” kata Presiden Jokowi menjawab santai tentang hubungan dengan Prabowo Subianto.
Tapi jawaban ini tidak sesantai ketika Presiden Jokowi merespon isu pesimistis tentang 2030 Indonesia bubar, seperti yang pernah sampaikan Prabowo Subianto. Dalam pidato di hadapan ribuan relawannya, Jokowi menyampaikan dengan berapi-api, bahwa Indonesia harus punya optimisme. Ada kah nada kemarahan Jokowi di sana terhadap Prabowo?
Awalnya perbincangan Najwa Shihab dan Presiden Jokowi di Istana Bogor membahas rencana koalisi jelang Pemilu Presiden 2019. Namun tanpa ditanya, Jokowi mengungkap sudah dua kali bertemu dengan elit politik dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Secara blak-blakan dia mengungkapkan pertemuan tersebut terkait dengan pesta demokrasi Pemilu Presiden 2019. “Apa lagi yang diobrolkan kalau bukan politik tentang Pilpres,” kata Presiden Jokowi.  Najwa Shihab menegaskan pertanyaan, "Masih membuka kemungkinan koalisi dengan PKS walaupun PKS membuat gerakan #2019gantipresiden?" Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo juga menjelaskan ide berpasangan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. “Boleh saja ada gagasan (koalisi dengan Gerindra-red), ini dalam rangka kebaikan negara ke depan, kenapa tidak?” kata Presiden Jokowi.
Najwa Shihab kembali bertanya apakah peluang berpasangan dengan Prabowo masih terbuka hingga kini? Kata Presiden Jokowi, "Pendaftaran Pilpres 2019 masih lama. Jadi segala kemungkinan masih terbuka." Lalu siapa yang menginisiasi rencana berpasangannya Jokowi dan Prabowo? Sejumlah tokoh partai politik mulai mengkampanyekan diri untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. Ada yang masih malu-malu, tapi ada juga yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri untuk menjadi cawapres Jokowi.
Tokoh-tokoh yang mendapatkan elektabilitas menjadi cawapres berdasarkan sejumlah lembaga survei di antaranya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, M. Romahurmuziy, Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. Bagi Presiden Jokowi, tiap tokoh dan partai politik punya hak untuk mendeklarasikan cawapres. “Partai memiliki kemerdekaan apa pun dalam rangka kepentingan politik mereka. Misalnya, ada yang mendeklarasikan cawapres, kan nggak apa-apa,” kata Presiden Jokowi.Tapi siapa sebenarnya sosok pendamping ideal menurut Jokowi? Bagaimana pula dengan Jusuf Kalla yang masih disebut-sebut lembaga survei dalam bursa cawapres Jokowi?
Presiden Jokowi memperkirakan kampanye negatif akan kembali terjadi pada Pilpres 2019 mendatang. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi diserang kampanye negatif sebagai PKI, anti Islam dan antek asing. Baru-baru ini, Presiden Jokowi disandingkan dengan antek asing. Hal ini terkait dengan pengesahan Peraturan Presiden No. 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing yang dianggap sebagai pintu masuk tenaga kerja dari luar negeri.
Tapi menurut Presiden Jokowi keberadaan TKA merupakan suatu hal yang wajar di tengah globalisasi, meskipun ia tidak menampik terjadi peningkatan TKA di Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. “Tenaga kerja kita yang ada di Cina, informasi yang saya terima ada 80 ribu. Juga tak ada masalah. Saya kira ini sebuah kepentingan ekonomi yang mau tidak mau, semua negara menerima seperti itu,” kata Presiden Jokowi.
Untuk pertama kali Presiden Jokowi menjelaskan posisi dirinya dalam kaitan dengan tudingan anti-Islam. Dalam Mata Najwa, Presiden Jokowi menjelaskan hubungannya dengan ulama-ulama. Sorotan lain, Presiden Jokowi yang banyak tampil dengan gaya anak muda: berjaket jeans, motor gaul sampai olahraga tinju. Penampilan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang pesan politik yang ingin disampaikan Presiden Jokowi. Apalagi kemunculan “gaya baru” Presiden Jokowi ini mendekati dengan Pilpres 2019.
Tapi menurut Jokowi, “gaya baru” tersebut sebagai penyegaran di tengah kesibukannya menjalani aktivitas sebagai presiden. “Mosok kita bisa melarang tafsir-tafsir. Bacaan-bacaan seperti itu. Terserah mau dibaca seperti apa,” kata Presiden Jokowi. Presiden Jokowi dikritik dengan isu utang pemerintah. Di penghujung 2017, utang pemerintah mencapai  Rp 4.000 triliun. Penambahan utang pemerintah dianggap tidak sejalan dengan laju ekonomi nasional.
Tapi kritik atas utang pemerintah dijawab enteng Presiden Jokowi. Sebab, kata dia, Indonesia masih mendapatkan kepercayaan tinggi dari Rating Agency. Di sisi lain, Presiden Jokowi justru mempertanyakan kritik atas utang pemerintah. Menurutnya, kritik tersebut lebih banyak muatan politisnya. “Kalau yang satu ahli ekonomi makro, yang satu politikus (berdebat utang-red). Ya, nggak nyambung. Kalau saya lebih percaya kepada yang mengerti masalah ekonomi makro, ya Bu Sri Mulyani. Track record-nya jelas,” kata Presiden Jokowi.
Sejak kampanye di Pilpres 2014 lalu, Presiden Jokowi selalu mengumbar janji Nawa Cita. Ya, ada 9 program yang ingin diwujudkan Presiden Jokowi, di antaranya membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola, pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Tapi Presiden Jokowi mengakui janji Nawa Cita itu tidak semuanya langsung bisa terwujud. Apa saja program Jokowi yang belum terwujud tersebut? Janji lainnya tentang penegakkan hukum. Presiden Jokowi pernah memberikan ultimatum kepada Kapolri Tito Karnavian untuk menuntaskan kasus penyerangan terhadap Penyidik KPK, Novel Baswedan. Sudah lebih dari 1 tahun, kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan belum juga menemukan titik terang.
Presiden Jokowi mengaku belum menanyakan tenggat waktunya kepada Kapolri Tito Karnavian.  Dia mengaku akan segera menghubungi Tito setelah wawancara dengan Najwa Shihab. “Polri masih sanggup untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan. Hanya memang ini harus diberi batasan waktu. Ini yang belum saya tanyakan, sampai kapan? Nanti akan saya sampaikan ke Kapolri,” kata Presiden Jokowi.
Sebagai penutup, Inilah Catatan Najwa:
Petahana biasanya selalu lebih diunggulkan, punya banyak instrumen untuk tampil meyakinkan. Lima tahun untuk serius bekerja, membuktikan apakah layak berkuasa. Wajar jika popularitas istimewa, dengan elektabilitas di atas yg lainnya. Namun politik adalah seni kemungkinan, para penantang tak perlu jiper duluan. Bukankah tidak ada kepemimpinan yang sempurna, mungkin ada nila yang bisa merusak sebelanga. Entah rencana dan janji yang belum jadi, atau blunder yang fatalnya tak terperi. Menjadi penting tepat memilih kawan koalisi, agar kemenangan bisa dikunci sedari dini. Masih banyak kartu demi kartu untuk dipertaruhkan, walau demokrasi sesungguhnya bukanlah permainan.

Minggu, 22 April 2018

UTS - SISTEM INFORMASI MANAJEMEN - 2018


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UTS

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Sistem Informasi Manajemen
Yang dibimbing oleh Bapak M.Tahajjudi Ghifary,S.AB,M.PSDM





 














UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
FAKULTAS EKONOMI
SEMESTER 6
TAHUN AJARAN 2017 / 2018.


A.    ARTIKEL

The New York Times and Boston Scientific : Two Different Way of Innovating with Information Technology.

Almost everybody has a story about how to save the U.S newspaper industry. The only concensus, it could all about disapper. At The New York Times, tough times have elevated IT-enabled innovation to the top of agenda.

A research and development group, created in 2006, operates as a shared service across nearly two dozen newspapers, a radio station, and more than 50 Web sites.

“Our role is to accelarate our entry onto new platforms by indentifying opportunities, conceptualizing, and prototyping ideas, “ explains Michael Zimbalist, the company’s vice president of R&D.

Zimbalist’s staff of 12 includes experts in rapid prototyping, specialists in areas like mobile or cloud computing and data miner who probe Web site data for insight into what visitors do. They work within a common framework based on idea generation, development, and diffusion throughtout the business. Recent projects included prototypes for new display ad concepts as well as blackberry applications for boston.com and the expert site About.com. the team’s work is intended to supplement and support innovation takin place within the business unit. For example, the team is prototyping E-Ink, an emerging display technology; some business unit can’t spare the resources to investigate it.

At NYTimes.com the design and product development group of Marc Frons, CTO of Digital Operation, worked with Zimbalist’s team and adobe developers on the Times Reader 2.0 application, the next generation, on-screen reading system it developed on the Adobe AIR platform. Frons further encourages forward on the adobe AIR platform. Frons further encourages forward thinking among his 120-person team with twice annual innovation contests. Winners receive cash, recognition and the resouces to turn their ideas into reality. Typical projects are measured against criteria like revenue potential or journalistic value. R&D projects aren’t. “Since we build software, there’s mo huge capital investment up front,” Frons says, “which allows us to experiment. The emphasis in on rapid development.”

Times Widgets, a widget-making platform, was a contest winner, as was the recently launched Times Wire, a near real time customizable interface for online contest. “We’re trying to solve specific problems and think about where the business is going,” Frons says. Frons is focused on



enhancing revenue, cutting cost, and increasing efficiency through process improvements and automation.

The New York Times has launched a cool interactive map the shows the most popular Netflix rentals across 12 U.S metropolitan areas: New York, San Fransisco/Bay Area, Boston, Chicago, Washinton, Los Angeles, Seattle, Minneapolis, Denver, Atlanta, Dallas and Miami. If you’re a Netflix junkie and a closet Twilight fan (and you live in major U.S. city), your rental habits are now on display. To create the map, The New York Times partnered with Netflix. The map is a graphical database of the top 100 most-rented. Netflix film of 2009 laid on top of maps. With it you can graphically film of 2009 laid on top of maps. With it you can graphically explore top 2009 Netflix movies based on three criteria: film that were hated or loved by critics, an alphaberical list, and most rented. For example, select most rented, and when you place the mouse over a zip code, a window pops up showing you what the top Netflix rentals are for that specific region.

Some trends are not surprising: The most popular Netflix movie of 2009 was The Curious Case of Benjamin Button, although Slumdog Millionaire and Twilight were both in the top 10. Milk, the story of San Fransisco and othert city centers, but not so much in suburbs of southern cities (such as Dallas and Atlanta). Mad Men, the 1960s-set drama about advertising execs, was hot at all in Miami.

The map does show some interesting trends: Big block-busters were not as popular in city centers (wanted and Transformers : Reverge of the fallen, barely made a splash in the city center of Manhattan and San Fransisco), although this could be due to the fact that a lot of people see blockbusters in movie theaters. Last Chance Harvey, a romantic comedy staring Dustin Hoffman and Emma Thompson, was enjoyed in wealthier suburbs (such as Scarsdale), but not in city centers (such as Manhattan). Tyler Perry’s movies (Tyler Perry’s Madea Goes to fail and Tyler Perry’s the Family that Preys) were popular in predominantly black neighborhoods.

Much of what has been innovative thus far at The New York Times can be classified as process or product innovation. Typically, a healty and growing company should be content with focusing 90 to 95 percent of its innovation dollars on such core business innovation and 5 percent or 10 percent on new business models, says Mark Johnson, chairman of strategic innovation consultancy Innosight. However, he adds, “The newspaper industry is in so much trouble at business model innovation is more important than ever.”



Now is a good-and bad-time for fostering such innovation. “You’ve got the leadership’s attention you need,” says Johnson. “But it’s harder in the sense that there’s an urgency to fix the financials, and being patient in the way you need to be for a new business model to unfold is a very difficult thing to do.”

The New York Times is focused on experimenting with a number of different initiatives, but Boston Scientific faces a much different challenge: how to foster innovation without risking the disclosure and leakage of very valuable intellectual property. And the company has turned to technology to help find the right mix of access and security.

Boston Scientific wants to tear down barriers that prevent product developers from accessing the research that went into its sucessful medical devices so that they can create new products faster. But making data too easy accessible could open the way to theft of information potentially worth millions or billion of dollars. It’s a clasic corporate data privacy problem.

“The more info you give knowledge workers, the more effective they can be in creating a lot of value for the company,” says Boris Evelson, a principal analyst at Forrester. “This creates disclosure risk-that someone’s going to walk away with data and give it to competitor.”

This tension compels the $8 billion company to seek out software that allows the broader engineering community to share knowledge while managing access to product development data, says Jude Currier, cardiovascular knowledge management and innovation practices lead at Boston Scientific. “Active security is the way to address this problem,” Currier says.

That is, regularly monitor who’s accessing what, and adjust permission as business condition change.

Keeping the pipeline of new stents, pacemaker, and catheters fresh is especially important because heart-related item account for 80 percent of Boston Scientific’s sales. Over the past few years, engineers have been focused on quality system improvements, Currier says. Boston Scientific had inherited regulatory problems from acquisition it made during that timr. Now that those situations are addressed , the company is ready to reinvigorate internal innovation.

Boston Scientific is piloting invention Machine’s Gold fire software, which, Currier says, provides the right mix of openness and security for data. Before, Boston Scientific’s product developers worked in silos with limited access to research by colleagues on different product lines. Information was so locked down that even if scientists found something useful from a past project, they often didn’t have access to it. “We’re changing that.” Currier says.



Gold fire makes an automated workflow out of such tasks as analyzing markets and milking a company’s intellectual property. It combines internal company data with information from public sources, such as federal government databases.

Researchers can use the software to find connections among different sources, for instance by highlighting similar ideas. Engineers can use such analysis to get ideas for new products and begin to study their feasiblility. The goal is to have any engineer be able to access any other engineer’s research.

“The people in the trenches can’t wait for that day to arrive,” he says.

Athough the goal is more openness, not all data stay open forever. For example, as a project gets closer to the patent application stage, access the data about it is clipped to fewer people, Currier says.

He adds that since installing goldfire, patent applications are up compared to similar engineeting groups that do not use the Goldfire tool. “we have had to educate people that we aren’y throwing security out the window but making valuable knowledge available to the organization,” he says.
B.     TERJEMAH
 The New York Times dan Boston Scientific: Dua Cara Berbeda Berinovasi dengan Teknologi Informasi.
 
Hampir setiap orang memiliki cerita tentang cara menyimpan industri surat kabar AS. Satu-satunya konsensus, semuanya bisa tentang disapper. Di The New York Times, masa-masa sulit telah meningkatkan inovasi yang mendukung TI ke puncak agenda.
Sebuah kelompok penelitian dan pengembangan, yang dibuat pada tahun 2006, beroperasi sebagai layanan bersama di hampir dua lusin surat kabar, sebuah stasiun radio, dan lebih dari 50 situs Web.
“Peran kami adalah mempercepat entri Anda ke platform baru dengan mengidentifikasi peluang, konsep, dan membuat prototipe ide,” jelas Michael Zimbalist, wakil presiden perusahaan R & D. Staf Zimbalist yang terdiri dari 12 orang termasuk para ahli dalam pembuatan prototipe cepat, spesialis di bidang-bidang seperti komputasi mobile atau cloud dan penambang data yang menyelidiki data situs Web untuk wawasan tentang apa yang dilakukan pengunjung. Mereka bekerja dalam kerangka kerja umum yang didasarkan pada generasi ide, pengembangan, dan difusi di sepanjang bisnis. Proyek terbaru termasuk prototipe untuk konsep iklan bergambar baru serta aplikasi blackberry untuk boston.com dan situs ahli About.com. pekerjaan tim dimaksudkan untuk melengkapi dan mendukung tempat inovasi di dalam unit bisnis. Misalnya, tim sedang membuat prototipe E-Ink, teknologi tampilan yang muncul; beberapa unit bisnis tidak dapat menghindarkan sumber daya untuk menyelidikinya.
Di NYTimes.com, kelompok desain dan pengembangan produk Marc Frons, CTO of Digital Operation, bekerja dengan tim Zimbalist dan pengembang adobe pada aplikasi Times Reader 2.0, generasi berikutnya, sistem pembacaan di layar yang dikembangkannya pada platform Adobe AIR. Frons lebih lanjut mendorong maju pada platform adobe AIR. Frons lebih lanjut mendorong pemikiran ke depan di antara tim 120-personnya dengan kontes inovasi dua kali setahun. Pemenang menerima uang tunai, pengakuan dan sumber daya untuk mengubah ide mereka menjadi kenyataan. Proyek-proyek tipikal diukur berdasarkan kriteria seperti potensi pendapatan atau nilai jurnalistik. Proyek R & D tidak. “Karena kami membuat perangkat lunak, ada mo investasi modal besar di depan,” kata Frons, “yang memungkinkan kami bereksperimen. Penekanan pada perkembangan yang cepat. "
Times Widgets, platform pembuatan widget, adalah pemenang kontes, seperti Times Wire yang baru-baru ini diluncurkan, antarmuka yang dapat disesuaikan secara waktu nyata untuk kontes online. “Kami mencoba memecahkan masalah tertentu dan memikirkan ke mana bisnis akan berjalan,” kata Frons. Fron difokuskan meningkatkan pendapatan, memotong biaya, dan meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dan otomatisasi proses.
The New York Times telah meluncurkan peta interaktif yang keren yang menunjukkan penyewaan Netflix paling populer di 12 wilayah metropolitan AS: New York, San Fransisco / Bay Area, Boston, Chicago, Washinton, Los Angeles, Seattle, Minneapolis, Denver, Atlanta, Dallas dan Miami. Jika Anda seorang pecandu Netflix dan penggemar lemari Twilight (dan Anda tinggal di kota besar di AS), kebiasaan sewaan Anda sekarang dipajang. Untuk membuat peta, The New York Times bermitra dengan Netflix. Peta ini adalah basis data grafis dari 100 besar yang paling banyak disewa. Film Netflix tahun 2009 diletakkan di atas peta. Dengan itu Anda dapat membuat film grafis tahun 2009 di atas peta. Dengan itu Anda dapat secara grafis menjelajahi film-film Netflix teratas 2009 berdasarkan tiga kriteria: film yang dibenci atau dicintai oleh para kritikus, daftar alfabetis, dan sebagian besar disewa. Misalnya, pilih sebagian besar yang disewa, dan ketika Anda menempatkan mouse di atas kode pos, muncul jendela yang menunjukkan kepada Anda apa yang paling banyak ditawari oleh rental Netflix untuk wilayah tersebut.
Beberapa tren tidak mengherankan: Film Netflix paling populer tahun 2009 adalah The Curious Case of Benjamin Button, meskipun Slumdog Millionaire dan Twilight sama-sama berada di top 10. Susu, kisah San Fransisco dan pusat kota lain, tetapi tidak begitu banyak di pinggiran kota-kota selatan (seperti Dallas dan Atlanta). Mad Men, drama tahun 1960-an tentang eksekutif periklanan, sangat panas di Miami.
Peta ini menunjukkan beberapa tren yang menarik: Big block-busters tidak begitu populer di pusat kota (diinginkan dan Transformers: Reverge of the fallen, nyaris membuat percikan di pusat kota Manhattan dan San Fransisco), meskipun ini bisa disebabkan oleh fakta bahwa banyak orang melihat film laris di bioskop. Last Chance Harvey, komedi romantis yang menatap Dustin Hoffman dan Emma Thompson, dinikmati di pinggiran kota yang lebih kaya (seperti Scarsdale), tetapi tidak di pusat kota (seperti Manhattan). Film Tyler Perry (Tyler Perry Madea Goes gagal dan Tyler Perry Family the Preys) populer di lingkungan yang didominasi orang kulit hitam.
Banyak dari apa yang telah inovatif sejauh ini di New York Times dapat diklasifikasikan sebagai proses atau inovasi produk. Biasanya, perusahaan yang sehat dan berkembang harus puas dengan memfokuskan 90 hingga 95 persen dari dolar inovasinya pada inovasi bisnis inti tersebut dan 5 persen atau 10 persen pada model bisnis baru, kata Mark Johnson, ketua konsultan inovasi inovatif Innosight. Namun, ia menambahkan, "Industri surat kabar mengalami begitu banyak masalah pada inovasi model bisnis yang lebih penting dari sebelumnya."
Sekarang adalah waktu yang baik dan buruk untuk mendorong inovasi tersebut. “Anda mendapat perhatian kepemimpinan yang Anda butuhkan,” kata Johnson. “Tetapi itu lebih sulit dalam arti ada urgensi untuk memperbaiki keuangan, dan bersikap sabar dalam cara yang Anda butuhkan untuk model bisnis baru untuk diungkapkan adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan.”
The New York Times berfokus pada percobaan dengan sejumlah inisiatif yang berbeda, tetapi Boston Scientific menghadapi tantangan yang jauh berbeda: bagaimana memupuk inovasi tanpa mempertaruhkan pengungkapan dan kebocoran kekayaan intelektual yang sangat berharga. Dan perusahaan telah beralih ke teknologi untuk membantu menemukan campuran akses dan keamanan yang tepat.
Boston Scientific ingin meruntuhkan hambatan yang mencegah pengembang produk mengakses penelitian yang masuk ke perangkat medis yang sukses sehingga mereka dapat membuat produk baru lebih cepat. Tetapi membuat data yang terlalu mudah diakses dapat membuka jalan untuk mencuri informasi yang berpotensi bernilai jutaan atau miliar dolar. Ini adalah masalah privasi data perusahaan yang clasic.
“Semakin banyak info yang Anda berikan kepada pekerja pengetahuan, semakin efektif mereka dapat menciptakan banyak nilai bagi perusahaan,” kata Boris Evelson, analis utama di Forrester. "Ini menciptakan risiko pengungkapan-bahwa seseorang akan pergi dengan data dan memberikannya kepada pesaing."
Ketegangan ini memaksa perusahaan $ 8 miliar untuk mencari perangkat lunak yang memungkinkan komunitas rekayasa yang lebih luas untuk berbagi pengetahuan sambil mengelola akses ke data pengembangan produk, kata Jude Currier, manajemen pengetahuan kardiovaskular dan praktik inovasi memimpin di Boston Scientific. "Keamanan aktif adalah cara untuk mengatasi masalah ini," kata Currier.
Yaitu, secara teratur pantau siapa yang mengakses apa, dan sesuaikan izin seiring perubahan kondisi bisnis.
Menjaga saluran pipa stent baru, alat pacu jantung, dan kateter segar sangat penting karena pos terkait jantung untuk 80 persen penjualan Boston Scientific. Selama beberapa tahun terakhir, para insinyur telah berfokus pada peningkatan kualitas sistem, kata Currier. Boston Scientific telah mewarisi masalah regulasi dari akuisisi yang dilakukan selama timr itu. Sekarang situasi-situasi tersebut ditangani, perusahaan siap untuk menghidupkan kembali inovasi internal.
Boston Scientific sedang mengujicoba penemuan perangkat lunak kebakaran Mesin Emas, yang, kata Currier, memberikan campuran keterbukaan dan keamanan yang tepat untuk data. Sebelumnya, pengembang produk Boston Scientific bekerja dalam silo dengan akses terbatas ke penelitian oleh rekan di berbagai lini produk. Informasi sangat dikunci sehingga meskipun para ilmuwan menemukan sesuatu yang berguna dari proyek sebelumnya, mereka sering tidak memiliki akses ke proyek tersebut. "Kami mengubah itu." Currier mengatakan.
Api emas membuat alur kerja otomatis dari tugas-tugas seperti menganalisis pasar dan memerah kekayaan intelektual perusahaan. Ini menggabungkan data perusahaan internal dengan informasi dari sumber publik, seperti database pemerintah federal.
Peneliti dapat menggunakan perangkat lunak untuk menemukan koneksi di antara berbagai sumber, misalnya dengan menyoroti ide-ide serupa. Insinyur dapat menggunakan analisis tersebut untuk mendapatkan ide untuk produk baru dan mulai mempelajari kelayakan mereka. Tujuannya adalah agar insinyur mana pun dapat mengakses penelitian teknisi apa pun."Orang-orang di parit tidak sabar menunggu hari itu tiba," katanya.
Meskipun tujuannya lebih terbuka, tidak semua data tetap terbuka selamanya. Sebagai contoh, ketika sebuah proyek semakin dekat ke tahap aplikasi paten, akses data tentang itu dipangkas ke lebih sedikit orang, kata Currier.
Dia menambahkan bahwa sejak menginstal goldfire, aplikasi paten naik dibandingkan dengan kelompok engineeting yang sama yang tidak menggunakan alat Goldfire. "Kami harus mendidik orang-orang bahwa kami tidak melempar keamanan ke luar jendela tetapi membuat pengetahuan yang berharga tersedia bagi organisasi," katanya.

C.    KETENTUAN

KetentuanMengerjakan UTS

1.      Baca Terlebih Dahulu Artikel Di Atas.

2.      Berikan Jawaban, Argumen Dan Contoh Terbaik Yang Bisa Anda Lakukan.

3.      Kerjakan Secara Individu Apabila Ada Yang Memiliki Jawaban, Argumen Atau Contoh Yang Identik Akan Mendapatkan Pengurangan Nilai.

4.      Jawaban Diketik Pada Kertas A4.

5.      Tuliskan Identitas Diri Anda Dengan Lengkap (Nama, Npm, Kelas, Semester, Alamat Blog Dan Tanda Tangan) Pada Lembar Khusus Di Belakang Jawaban Anda.

6.      Kumpulkan Dalam Bentuk Hard Copy (Dijilid) DenganKetentuanSebagaiBerikut:

A.    Kelas Pagi Cover Berwarna Hijau

B.     Kelas Sore Cover Berwarna Kuning

C.    Kelas Malam Cover Berwarna Merah

D.    Dikumpulkan Saat Perkuliahan Ke 9 Via Ketua Kelas

7.      Kumpulkan Juga Dalam Bentuk Soft Copy Dengan Cara Upload Artikel Dan Jawabannya Di Blog Anda Masing-Masing (Isi Sesuai Dengan Versi Hard Copy). Maksimal Tanggal 26 April 2017 Jam 23.00 Wib.

8.      Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses.


D.    SOAL DAN JAWABAN

SOAL UTS

1.      Berdasarkan artikel tersebut, Media The New York Times melakukan sebuah tindakan kepada seluruh unit bisnisnya. Jelaskan bagaimanakah bentuk tindakannya? Analisislah bagaimana dampaknya terhadap perusahaan baik dari segi keuntungan maupun kekurangannya!

2.      Boston Scientific menghadapi tantangan dengan menyeimbangkan openness and sharing dengan keamaan dan kebutuhan pembatasan akses ke informasi. Bagaimana penggunaan teknologi yang dapat memungkinkan perusahaan untuk mencapai kedua tujuan tersebut pada waktu yang bersamaan? Perubahan apa sajakah yang dibutuhkan untuk menyukseskan tujuan tersebut? Analisalah serta kemukakan contoh kongkretnya!

3.      Peta penyewaan video yang dikembangkan oleh The New York Times dan Netflix grafis menampilkan film populer di seluruh lingkungan dari kota-kota besar di Amerika Serikat. Bagaimana Netflix menggunakan informasi ini untuk meningkatkan bisnis mereka? Dapatkah perusahaan pesaing dan sejenis seharusnya menyikapi hal ini? Berikan argumen dan analisamu sertakemukakancontohkongkretnya!

Jawaban :
1.      Berdasarkan artikel di atas, bahwa Media The New York Times memilih berinovasi dengan cara membangun kerjasama atau group penelitian dan pengembangan sebagaimana layanan bersama bagi seluruh unit bisnisnya. Di karenakan Media The New York Time ingin memberikan peluang kepada Anggota di semua unit usahanya agar dapat berkontribusi bersama – sama mengembangkan dan menerapkan inovasi di semua unit usaha dengan mengidentifikasi peluang, konseptualisasi, dan membuat prototype dari ide – ide yang ada.
            Keuntung dari penerapan pendekatan ini adalah ketika karyawan turut langsung melakukan inovasi, tentunya memberikan kemudahan karyawan untuk memberi masukan, yang membuat inovasi akan berkembang cepat dan membaut tujuan dari perusahaan akan tercapai dengan cepat.
            Kelemahan dari pendekatan ini adalah besarnya biaya yang digunakan untuk membanagun sistem. Masalah lain yang bermunculan adalah ketikan semua karyawan terlibat, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan karena banyaknya ide dari masing – masing karywan yang berbeda pula.
2.      Dalam menghadapi berbagai tantangan dan untuk menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan keamanan dalam pembagian kebutuhan untuk membatasi sebuah akses informasi, Boston Scientific menggunakan perangkat lunak active security yang bernama Invention Machine Goldfire. Selain itu menggunakan perangkat lunak Boston Scientific juga memonitoring aktivitas menetapkan aturan prosedur untuk mengakses melalui riview  dan memelihara sistem secara berskala.
            Perubahan yang di perlukan untuk kemungkinan tersebut adalah adanya aturan yang secara tegas mengatur penggunaan adata perusahaan terutama bagi pihak luar. Setidaknya harus ada kesepakatan untuk salaing menjaga kepercayaan dan komitmen dari kedua belah pihak dalam hal menfaatkan informasi yang di peroleh melalui teknologi informasi.
            Perubahan yang sama pentingnya dengan menggunakan perubahan teknologi. Suatu teknologi membantu perusahaan untuk berkembang, tetapi harus menyesuaikan perubahan teknologi tersebut di karenakan agar teknologi dapat berjalan sesuai fungsinya, yaitu membantu perusahan berkembang.
            Contohnya :
Perkembangan HP yang kian lama makin berkembang dan sebagai penunjang kebutuhan konsumen dalam kesahariannya. Tetapi sebagai pengguna HP yang baik harus bisa menyesuaikan saat – saat dimana tidak berfokus ke HP yaitu ketika rapat penting maupun ketika mengendarai kendaran dan tak lupa pula ketika menyebrang jalan.
3.      DalamThe New York Times dan Netflix bekerjasama untuk meluncurkan petainteraktif yang menginformasikan video yang paling populer di 12 area metropolitan. Tiap-tiap area memiliki perbedaan selera terhadap film yang diproduksi. Petainteraktifiniakan menunjukkan film popular berdasarkan kategori film paling disukai atau paling tidak di sukai berdasarkan kritik, film berdasarkan alfabet, maupun yang paling sering di sewa sesuai dengan daerahnya masing-masing. Netflix yang merupakan bisnis penyewaan video akan di untungkan dengan informasi yang cepat sehingga Netflix dapat memperbanyak video paling popular untuk di sewakan. Dengan demikian pengeluaran untuk  video  yang  kurang di minati dapat di minimalisir sesedikit mungkin.
Perusahaan pesaing dapat mengambil manfaat dari informasi peta penyewaan video yang disajikan oleh The New York Times dan Netflix.Contoh : Perusahaan media dapat menggunakannya seperti membuat resensi dari film-film yang ditayangkan, perusahaan memproduksi film akan mengikuti untuk membuat film-film sejenis yang laku di pasaran. Hal ini akan membuat daya dorong untuk industry industri media baik cetak maupun elektronik, terutama akan membantu The New York Times sendiri.

NAMA

:

NAFISA
NPM
:
15.61201.002205
KELAS
:
MALAM
SEMSTER
:
6 ( ENAM )
ALAMAT BLOG
:
Nafisaoyi58.blogspot.co.id
TANDA TANGAN
:
-

Review Bangkit dari teror tanggal 23 mei 2018

Bangkit dari teror Mata najwa tanggal 23 mei 2018 Sesi pertama: alasan ipda denny peluk terdakwa teroris aman abdurrahman.          ...