Minggu, 22 April 2018

review SIASAT BEREBUT ISTANA tanggal 18 April 2018


Siasat berebut istana
Mereview acara mata najwa tanggal 18 april  2018
Dengan pemilik acara mata najwa
najwa shibab
Hari pemilihan presiden masih cukup lama tapi kesemaraknya sudah sangat terasa namun nama baru dalam di goreng rezim dan komposisi sudah saling memuji dan mencoreng kata – kata di hamburkan ke berbagai penjuru untuk mengatrol jagoan atau menikam seteru. Satu sama lain saling melirik dan memburu entah mana yang benar dan mana yang palsu. Di tengah banjir kini jurkam akankah nasib rakyat masih buram, inilah mata najwa “SIASAT  BEREBUT ISTANA “
Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy menyebut sejumlah pertemuan terjadi antara Jokowi-Prabowo. Menurutnya, pertemuan itu untuk membicarakan jalan tengah untuk menurunkan suhu politik yang makin panas. Salah satu isi pertemuan koalisi pasangan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019. Tapi cerita ini dibantah Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono. Gerindra sudah menetapkan Prabowo Subianto sebagai capres 2019. Tuan rumah Mata Najwa, Najwa Shihab berkali-kali bertanya mana yang benar? Hari pemilihan presiden masih cukup lama tapi semaraknya sudah sangat terasa. Nama-nama baru dan lama mulai digoreng, rezim dan oposisi saling memuji dan mencoreng.Kata-kata dihamburkan ke berbagai penjuru untuk mengatrol jagoan atau menikam seteru. Satu sama lain saling melirik dan memburu, entah mana yang benar dan mana palsu. Di tengah banjir gimmick para jurkam, akan kah nasib rakyat masih akan buram? Prabowo Subianto akhirnya nyatakan menerima mandat partai untuk maju di Pilpres 2019. Namun akan kah "rematch" Jokowi-Prabowo ini menghasilkan koalisi yang sama seperti Pemilu 2014? Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, "PKS pasti bersama Gerindra." Sekjen PAN Eddy Soeparno, "Sampai hari ini kami masih bersama pemerintah (Jokowi)." Ketua Umum PPP Romahurmuziy, "Jokowi sulit dikalahkan, karena adanya pembuktian tingkat pertumbuhan ekonomi yang membaik." Sementara pengamat politik Hanta Yudha menilai, "Pernyataan Prabowo Subianto masih dinamis." Bisa saja Prabowo tidak maju dalam Pilpres 2019. Adu argumen terjadi di meja Mata Najwa soal kaos bertuliskan #2019GantiPresiden .
Partai oposisi menganggap kaos ini bikin panik Presiden Jokowi terlihat dari respon Jokowi atas hastag yang tersebar di media sosial ini. Tapi reaksi Jokowi ini dibela oleh Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzly. Menurutnya reaksi Jokowi terhadap #2019GantiPresiden tidak serius. Itu sekadar candaan saja. Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu nyeletuk, "Kaosnya sudah muncul, tapi orang (capres)-nya tak muncul-muncul." Pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yudha menikai perang retorika jelang Pilpres sah-sah saja, termasuk kampanye #2019GantiPresiden vs #OgahGantiPresiden2019. Sebab saat ini memang waktunya untuk memperebutkan suara dari masyarakat. Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang partai setan. Pernyataan ini yang membuatnya dilaporkan oleh Ormas Cyber Indonesia ke kepolisian karena dianggap meresahkan dan bisa memecah belah bangsa. Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno masih mempertanyakan sumber berita. Lebih lanjut, Eddy mengatakan itu merupakan bahasa simbolik karena tak ada pihak yang dituding. "Ini tausiyah tak ada muatan politik di dalamnya." Selain itu, Eddy juga mengatakan Amien sangat vokal sejak era reformasi. Menurutnya, pernyataan Amien Rais ini sudah dipolitisasi dan menjadi heboh di masyarakat. Di pihak lain, Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan agar tokoh sekelas Amien Rais perlu menjaga kata-kata ketika berhadapan dengan publik. "Jangan menimbulkan pemahaman yang macam-macam. Kita harus menghindari politisasi isu SARA." Tabloid Obor Rakyat sempat menjadi perbincangan pada Pilpres 2014 silam. Media ini dituduh menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian. Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy mengaku pernah ditawarkan untuk menyunting informasi-informasi di media tersebut. Tapi politisi yang akrab dipanggil Romi ini menolaknya.
Menurut Romi kampanye hitam bisa saja dilakukan di Pilpres 2019 mendatang. Isu yang dimainkan antara lain soal komunisme. Tapi dia mengingatkan agar semua kubu menjaga kontestasi ini dengan damai. Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan saat hoax soal komunisme menyebar di Pilpres 2014 Prabowo meresponnya. Kata dia, Prabowo tidak suka dan marah besar dengan penyebaran isu komunisme lewat Obor Rakyat. "Prabowo tak suka, dia tahu dan marah besar. Dia tidak mau." Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak menyangkal adanya kepercayaan masyarakat dengan isu komunisme. Kata dia, hal ini bisa ditunjukkan dalam kebijakan pemerintah. "Tapi kami tak mau bahas itu, karena debatable." Hal lain yang menjadi perdebatan adalah kebijakan Tenaga Kerja Asing. Kebijakan ini dianggap memudahkan tenaga kerja dari luar negeri, khususnya Cina, untuk bekerja di Indonesia. Namun politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu serta merta mendebat, "Ini soal tenaga kerja asing atau tenaga kerja Cina? Jangan dipersepsikan demikian dong."
Anti-Islam
Pro-komunis
Pro-RRC
Tiga stigma yang ditudingkan pada Jokowi, menurut Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
"Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Jokowi dinyatakan tidak merangkul kelompok 212, tapi nyatanya Jokowi sholat bersama kelompok 212 ketika mereka berdemo." Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mendebatnya. "Kami selalu siap bila diundang ke istana." Perang retorika dan stigma menjadi bahasan para narasumber Mata Najwa. Presiden Jokowi dituduh menggunakan fasilitas negara dengan melibatkan perangkat negara untuk bagi-bagi sembako. Selain itu, dalam pembagian sertifikat tanah dengan menyelipkan fotonya. Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono menilai pembagian sembako ini merupakan cerminan dari persoalan harga sembako yang tinggi. "Kalau Presiden bagi sembako, banyak yang mau. Ini sembako mahal, rakyat tak mampu beli." Bagaimana reaksi politisi pendukung Presiden Jokowi terhadap tudingan ini?
Menutup Mata Najwa: Siasat Berebut Istana,  Inilah Catatan Najwa
Istana adalah mimpi semua politikus, iming-iming tahta memang amat membius.
Demi berkuasa semua sudi bertungkus lumus, bersiasat dengan memakai segala rumus.
Delapan penjuru dikepung berbagai jurus, sedikit yang sudi memakai jalan lurus.
Dengan kerja nyata atau hanya retorika, tak jarang menghalalkan segala cara.
Di hadapan megahnya bujuk rayu kuasa, rezim dan oposisi sama dan serupa belaka.
Ruang publik pun sesak oleh serbuan citra, dari mereka yang memperebutkan istana.
Rakyat berada di tengah pertunjukan, digiring berseteru di kancah pertarungan.
Semoga kita semua dapat dijauhkan, dari perang yang nihilkan substansi persoalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Bangkit dari teror tanggal 23 mei 2018

Bangkit dari teror Mata najwa tanggal 23 mei 2018 Sesi pertama: alasan ipda denny peluk terdakwa teroris aman abdurrahman.          ...